Pak, bagaimana dulu ketika naik kereta lokotomatif dan masih satu jalur dari Parung Panjang-Tanah Abang?
Jawabnya: Wah dulu harus banyak sabarnya, mulai dari naik kereta yang gerbongnya penuh sesak penumpang, nunggunya lama berhenti di tiap stasiun atau di tengah-tengah jalan nunggu silang kereta lain. Itulah jawaban singkat seorang Bapak yang sudah tinggal lama di Griya Parung Panjang, mengenai kondisi kereta api perjalanan Parung Panjang-Tanah Abang 10 tahun yang lalu.
Kondisi Parung Panjang kini lebih baik, khususnya transportasi kereta
api. Lima tahun yang lalu sejak pindah ke Griya Parung Panjang, masih
merasakan bagaimana naik kereta yang penuh sesak dengan berbagai ragam
penumpang, mulai dari penumpang biasa, pedagang yang suka bolak-balik
melewati gerbong, pengamen, pengemis, penyampu kereta, dan penumpang
yang membawa barang dagangannya. Benar-benar penuh sesak, penumpang bak
barang yang ditumpuk-tumpuk tak beraturan, sampai bernafas saja susah
karena penumpang yang saling berdempet-dempetan. Belum lagi rasa yang
kurang nyaman karena bolak baliknya pedagang, ditambah lagi asap rokok
penumpang lain yang tidak peduli dengan penumpang lain. Ditambah lagi
maraknya pencopet dalam kereta, sedikit lengah barang bisa sirna
sekejap.
Lengkap sudah perjuangan naik kereta dulu sebelum ada Commuter
Line sebutan untuk kereta rel listrik (KRL) yang sudah masuk kini di
Parung Panjang.
1 comment:
Nice Post, eem sekarang jadi tambah baik, semoga menjadi lebih baik lagi, parungpanjang sebentar lagi jadi kota seperti DEPOK.
www.webparungpanjang.blogspot.com
Post a Comment