Monday, June 27, 2022

Session 16 Decision Analysis

Tujuan dari analisis bisnis adalah untuk menyediakan pembuat keputusan dengan informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan.

Membuat keputusan yang baik membutuhkan penilaian terhadap faktor-faktor tidak berwujud dan sikap berisiko.

Analisis keputusan adalah studi tentang bagaimana orang membuat keputusan, terutama ketika dihadapkan dengan informasi yang tidak sempurna atau tidak pasti, serta kumpulan teknik untuk mendukung pilihan keputusan.

Banyak keputusan melibatkan pilihan di antara sekumpulan kecil alternatif dengan ketidakpastian konsekuensi.

Kita dapat merumuskan masalah keputusan tersebut dengan mendefinisikan tiga hal:

1. alternatif keputusan yang dapat dipilih, 2. peristiwa tidak pasti yang mungkin terjadi setelah keputusan dibuat beserta hasil yang mungkin, dan 3. konsekuensi yang terkait dengan setiap keputusan dan hasil, yang biasanya dinyatakan sebagai imbalan.


Hasil yang terkait dengan peristiwa yang tidak pasti (yang sering disebut keadaan alami), didefinisikan sehingga satu dan hanya satu dari mereka akan terjadi. Mereka mungkin kuantitatif atau kualitatif.

Misalnya, dalam memilih ukuran pabrik baru, permintaan produk di masa mendatang akan menjadi peristiwa yang tidak pasti. Hasil permintaan dapat dinyatakan secara kuantitatif dalam unit penjualan atau dolar. Di sisi lain, misalkan Anda merencanakan liburan musim semi liburan ke Florida. Anda mungkin mendefinisikan peristiwa yang tidak pasti sebagai cuaca; hasil ini dapat dicirikan secara kualitatif: cerah dan hangat, cerah dan dingin, hujan dan hangat, hujan dan dingin, dan sebagainya. Imbalan adalah ukuran nilai dari membuat keputusan dan memiliki hasil tertentu terjadi. Ini mungkin perkiraan sederhana yang dibuat secara menghakimi atau nilai yang dihitung dari model spreadsheet yang kompleks. Imbalan sering diringkas dalam a tabel hasil, matriks yang barisnya sesuai dengan keputusan dan yang kolomnya sesuai untuk acara. Pengambil keputusan pertama-tama memilih alternatif keputusan, setelah itu salah satu dari hasil dari peristiwa yang tidak pasti terjadi, menghasilkan hasil.


EXAMPLE 16.1

Selecting a Mortgage Instrument Banyak keluarga muda menghadapi keputusan memilih instrumen hipotek. Misalkan keluarga Durr adalah mempertimbangkan untuk membeli rumah baru dan ingin untuk membiayai $ 150.000. Tiga pilihan hipotek adalah tersedia: hipotek tingkat penyesuaian (ARM) satu tahun dengan tingkat bunga rendah, ARM tiga tahun dengan harga sedikit tingkat yang lebih tinggi, dan hipotek tetap 30 tahun pada tingkat tertinggi kecepatan. Namun, kedua ARM sensitif terhadap suku bunga berubah dan tarif dapat berubah, yang mengakibatkan biaya bunga yang lebih tinggi atau lebih rendah; dengan demikian, potensi masa depan perubahan suku bunga merupakan peristiwa yang tidak pasti.

Karena keluarga mengantisipasi tinggal di rumah selama setidaknya lima tahun, mereka ingin mengetahui total biaya bunga mereka mungkin dikenakan; ini mewakili imbalan yang terkait dengan pilihan mereka dan perubahan suku bunga di masa depan dan dapat dengan mudah dihitung menggunakan spreadsheet.


Jelas, tidak ada keputusan yang terbaik untuk setiap peristiwa yang mungkin terjadi. Jika tarif naik, misalnya, maka 30 tahun tetap akan menjadi keputusan terbaik. Jika suku bunga tetap stabil atau turun, namun, ARM satu tahun adalah yang terbaik. Tentu saja kamu tidak dapat memprediksi hasil masa depan dengan pasti, sehingga pertanyaannya adalah bagaimana memilih salah satu opsi. Tidak semua orang memandang risiko dengan cara yang sama. Kebanyakan individu akan menimbang potensi kerugian mereka terhadap potensi keuntungan. Sebagai contoh, jika mereka memilih hipotek

namun, mereka jelas akan menghemat banyak jika harga tetap stabil atau jatuh. Apakah potensi penghematan sebanding dengan risikonya? Seperti pertanyaan membuat pengambilan keputusan menjadi tugas yang sulit.

1. Sebutkan tiga hal yang harus ditentukan dalam merumuskan masalah keputusan dari di antara sekumpulan kecil alternatif dengan konsekuensi yang tidak pasti. 2. Jelaskan struktur tabel pembayaran.


Decision Strategies for a Minimize Objective


  1. Aggressive (Optimistic) Strategy – Strategi Minimin

Strategi Agresif (Optimis) 

Seorang pengambil keputusan yang agresif mungkin mencari opsi yang menjanjikan untuk meminimalkan potensi kerugian. Jenis keputusan ini pembuat pertama akan mengajukan pertanyaan, Apa yang terbaik yang bisa dihasilkan dari setiap keputusan? dan kemudian pilih keputusan yang sesuai dengan “yang terbaik dari yang terbaik.” 

Untuk meminimalkan objektif, strategi ini juga sering disebut strategi minimin; yaitu, kita memilih keputusan yang meminimalkan hasil minimum yang dapat terjadi di antara semua hasil untuk masing-masing keputusan. 

Pengambil keputusan yang agresif sering disebut spekulan, hususnya di bidang keuangan arena, karena mereka meningkatkan eksposur risiko mereka dengan harapan meningkatkan keuntungan mereka; sementara beberapa mungkin beruntung, sebagian besar tidak akan melakukannya dengan baik.

  1. Conservative (Pessimistic) Strategy –Strategi Minimax

Strategi Konservatif (Pesimistis) 

Seorang pengambil keputusan konservatif, pada sisi lain, mungkin mengambil sikap yang lebih pesimis, bertanya “Apa hal terburuknya? yang mungkin dihasilkan dari keputusan saya?” dan kemudian pilih keputusan yang mewakili “terbaik dari yang terburuk.” 

Strategi seperti itu juga dikenal sebagai strategi minimax karena kita mencari keputusan yang meminimalkan hasil terbesar yang dapat terjadi di antara semua hasil untuk setiap keputusan. Pengambil keputusan konservatif bersedia untuk mengorbankan keuntungan yang tinggi untuk menghindari kerugian yang tidak diinginkan. 

Aturan ini biasanya memodelkan perilaku rasional sebagian besar individu.


  1. Opportunity-Loss Strategy -- minimax regret strategy

Strategi Opportunity-Loss Pendekatan ketiga yang mendasari pilihan keputusan bagi banyak individu adalah mempertimbangkan hilangnya kesempatan yang terkait dengan keputusan. Peluang kehilangan mewakili “penyesalan” yang sering dirasakan orang setelah membuat keputusan yang tidak optimal (Saya seharusnya membeli saham itu bertahun-tahun yang lalu!). Secara umum, hilangnya peluang terkait dengan keputusan dan peristiwa apa pun adalah perbedaan mutlak antara keputusan terbaik untuk itu hasil tertentu dan imbalan untuk keputusan yang dipilih. Peluang kerugian hanya bisa menjadi nilai non-negatif. Jika Anda mendapatkan angka negatif, maka Anda melakukan kesalahan.

Setelah kerugian peluang dihitung, strategi keputusan mirip dengan konservatif strategi. Pengambil keputusan akan memilih keputusan yang meminimalkan kehilangan peluang terbesar di antara semua hasil untuk setiap keputusan. Untuk alasan ini, ini juga disebut strategi penyesalan minimax. Opportunity loss mewakili “penyesalan” yang sering dirasakan orang setelah membuat keputusan yang tidak optimal.

Secara umum, kehilangan peluang yang terkait dengan keputusan dan peristiwa apa pun adalah perbedaan antara keputusan terbaik untuk hasil tertentu dan hasil untuk keputusan yang dipilih.


Friday, January 25, 2019

Apa itu NoSQL?

NoSQL adalah sebuah metode pemodelan data yang baru muncul beberapa tahun terakhir ini. Merupakan pemodelan data yang berbeda dengan relational database dimana data disimpan dalam bentuk rekord atau baris dan kolom pada tabel. Relational database lebih memfokuskan bagaimana data disimpan dalam baris dan disimpan dalam beberapa tabel dengan tetap memperhatikan relasi antar tabel dengan dengan menggunakan primary key dan foreign key.

Namun, NoSQL memiliki konsep yang berbeda dengan relatioanal database yang cenderung record base, NoSQL lebih kepada object base, menyimpan data-data (property) sebuah objek (entity) dalam satu dokumen tanpa dipisahkan dalam bentuk dokumen JOSN.

Kelebihan dari NoSQL adalah flexibility, scalability, high-performance, highly functional.
Selengkapnya silahkan disimak pada link referensi berikut ini.

Sumber referensi:
https://aws.amazon.com/nosql/
https://www.w3resource.com/mongodb/nosql.php

Keywords:
NoSQL: nonrelational, flexibility, scalability, high-performance, highly functional, JSON;
Graph APIs: TinkerPop and RDF/SPARQL;
Popular graph databases: Neo4j and Giraph;
Popular document databases: DynamoDB and MongoDB.

Budaya Antri Ternyata Butuh Proses dan Waktu

Sumber gambar: Detik.Com
Dulu susahnya mengantri di tapping gate stasiun kereta api, pada awal penerapan sisem tapping menggunakan kartu ini banyak penumpang yang mengeluh merasa buang-buang waktu saja untuk mengantri, ada juga yang tidak sabar ingin yang cepat-cepat masuk atau keluar sehingga terkadang tidak mempedulikan orang yang ada di depannya, bahkan antri dengan dempet-dempetan yang sangat mengganggu. Tidak jarang terjadi keributan antara penumpang karena merasa diganggu atau didahului, dan seterusnya.

Perubahan itu memang butuh proses dan waktu untuk berubah dari kebiasaan lama kepada kebiasaan yang baru, seperti dalam kebiasaan mengantri di stasiun tentu proses ini akan menjadi lebih baik dan memberikan kenyamanan kepada penumpang. Setelah berjalan satu tahun, dua tahun dan seterusnya, keluhan dari penumpang sudah tidak ada lagi, sudah bisa mengantri dengan benar tanpa terburu-buru dan tetap menghargai dan tidak mengganggu penumpang lain yang ikut mengantri.

Memang kehidupan ini perlu keteraturan, disiplin dan tidak merugikan orang lain. Proses tapping masuk stasiun ini kini sangat efisien dan efektif untuk mengatur proses keluar dan masuknya penumpang. Ada automasi proses ticketing atau pencatatan perjalanan penumpang dari stasiun asal ke stasiun tujuan. Proses automasi sistem ini memberikan keuntungan ekonomis bagi penumpang dengan bisa menghemat waktu antri karena keteraturan dan untuk kenyamanan. Dan pula bagi Commuter Line Indonesia akan meningkatkan produktifitas dalam pelayanan penumpang dan keuntungan perusahaan.

Ke depannya kita berharap adanya integrasi sistem atau menggunakan single card access, misalnya menggunakan eKTP atau kartu flash atau bisa lewat mobile dengan QR code dan teknologi lainnya. Sehingga untuk bepergian tidak perlu lagi bawa kartu dari Commuter Line baik yang kartu harian single trip maupun kartu multi trip.

Thursday, January 24, 2019

Menyapalah

Keramahan adalah sebuah nilai sosial bangsa Indonesia yang selalu dibanggakan, kebiasaan yang sudah diturunkan dari nenek moyang bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke, apapun suku, pulau, warna kulit, agama, dan sebagainya, keramahan sudah menjadi prinsip kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang mungkin tidak dimiliki atau tidak seperti di negara lain di dunia. Keramahan menurut saya adalah sikap sosial yang peduli dengan sesamanya dimulai dari tetangga, sekampung, atau kepada siapapun seseorang melakukan interaksi sosial. Dalam keramahan ada sikap saling menghormati, toleransi, empati, suka menolong, gotong royong, dan nilai-nilau luhur sosial lainnya.

Akhir-akhir ini banyak kita temui kehidupan keramahan ini sudah mulai terkikis sedikit demi sedikit, ditandai dengan komunikasi sosial yang terjadi antar tetangga. Sapa menyapa adalah cirikhas bangsa keramahan Indonesia, di kampung-kampung menyapa ini adalah sikap yang baik, menghormati dan bersahabat dengan siapa yang disapa. Sapaan bisa dibilang sebagai bukti kerukunan dengan orang lain, karena tidak mungkin atau susah sekali bagi seseorang untuk saling menyapa bila sedang ada perselisihan misalnya.

Menyapa siapa saja, di kampung saya ini sikap yang baik dan dipuji orang. Menyapa dengan “Ya’ahowu” kepada siapa saja terlebih kepada orang yang lebih tua dari kita. Keluarga dalam hal ini orang tua dan juga guru-guru di sekolah selalu menanamkan untuk selalu menyapa orang lain. Menyapa orang lain dengan “Ya’ahowu” itu menandakan sikap menghormati orang lain, ada rasa persaudaraan atau persahabatan walaupun baru kenal sekalipun. Kalau datang di kampung saya, biasakan atau usahakanlah untuk menyapa dengan “Ya’ahowu”. Karena bila kita tidak menyapa orang lain misalnya datang ke sebuah kampung kita bisa saja dianggap sombong.

Lalu bagaimana dengan di daerah lain, saya yakin tentu juga sama keramahan seperti menyapa orang lain adalah sikap yang baik yang terus diajarkan kepada anak-anak. Namun keramahan ini saya lihat sudah mulai terkikis sedikit demi sedikit, adanya sikap yang tidak peduli dan tidak saling menyapa dengan tetangga, bukan karena adanya perselisihan namun karena memang sudah dibiasakan untuk tidak saling menyapa. Apalagi di daerah perkotaan, di kompleks perumahan misalnya, setiap rumah memasang pagar tinggi-tinggi sehingga tetangga dan orang yang lewat depan rumahnya pun tidak kelihatan. Kebanyakan orang cuma kelihatan saat keluar atau masuk pintu gerbang rumah. Ada tetangga yang tidak saling mengenal, hanya saliang bertatapan mata dan tidak ada saling komunikasi. Ya’ugö ba ya’o, begitulah kami menyebutnya dalam bahasa daerah kami.

Anak-anak kecil yang lewat depan rumah, sudah tidak ada keramahan, lewat depan orang dewasa tidak ada kata permisi atau menyapa orang yang lebih tua dengannya. Saya khawatir bila anak-anak ini tumbuh menjadi dewasa sikap keramahannya seperti apa. Tentu sikap keramahan ini harus diajarkan dan dipupuk mulai dari rumah oleh orang tua, sekolah, tempat ibadah, dan sebagainya.

Jangan sampai keramahan kita sebagai Indonesia semakin lama semakin hilang, semoga keramahan ini bisa terus terjaga sampai kapan pun, tetap menjadi identitas yang baik yang dikenal orang bangsa-bangsa lain di dunia. Dukungan kepedulian dari keluarga dan program pendidikan dari Pemerintah untuk memasukkan pendidikan kehidupan sosial dalam pelajaran anak sekolah.

Ya’ahowu.

Tuesday, November 13, 2018

Balik Nama Rekening Listrik PLN

Untuk proses balik nama, pelanggan dapat menghubungi kantor Rayon PLN terdekat dengan membawa dokumen sebagai berikut:

  • Fk (fotokopi) KTP 
  • Fk Sertifikat rumah/Akte Jual Beli
  • Fk pembayaran rekening terakhir untuk pelanggan listrik pasca bayar
  • Nomor meter untuk pelanggan listrik pra bayar

Referensi: https://www.kompasiana.com/feyfey/55b1142cd49273fd184ca4a9/pln-memang-keren-balik-nama-pelanggan-nggak-pake-ribet.

Friday, January 26, 2018

Ta'o Likhe Gawöni

Foto ini mengingatkan saya pada peribahasa Nias:

Aoha noro nilului wahea, aoha noro nilului waoso
(Beban berat terasa ringan bila diangkat bersama-sama)
Ta'o likhe gawöni, ta'olae guli nasi
(Kita bisa mengangkat pohon besar (sangat besar) terasa seberat sebatang lidi, kita bisa menyeberangi lautan dengan mudah karena terasa hanya selebar (seluas) daun pisang)
Na so wahasara dödö
(Semua itu bisa dilakukan bila ada persatuan dan kebersamaan)

Foto: Orang banyak sedang mengangkat sebatang pohon kayu besar, diambil dari halaman Facebook, tidak diketahui siapa pemilik dan yang posting pertamakali gambar ini. Mengangkat pohon besar ini terjadi di Pulau Nias.
Peribahasa di atas mengandung makna filosofi kehidupan bermasyarakat, persaudaraan, kebersamaan, persatuan, gotong royong dan kekuatan. Lihat foto di atas, batang kayu ini bila diangkat oleh dua atau tiga orang, mustahil bisa terangkat dan dipindahkan. Tetapi karena kebersamaan, beban berat sekalipun bisa diangkat bersama, dipindahkan untuk dibuat menjadi sesuatu yang berguna.

Beginilah potret gotong royong di Pulau Nias, cerminan jaman dahulu pada saat membangun rumah dan tempat ibadah, dimana saat itu belum ada teknologi yaitu alat berat atau mesin yang bisa menggantikan tenaga manusia. Maka untuk menebang dan memindahkan batang kayu untuk dijadikan bahan bangunan rumah, dilakukan secara manual dengan tenaga manusia. Gotong royong itu sangat penting.

Dulu, termasuk rumah adat Nias, tempat ibadah atau gereja, dibangun dari bahan kayu. Mungkin sebelum negara kita merdeka, belum mengenal rumah yang dibangun dari beton, jadi semua berbahan dasar kayu. Peninggalan rumah dan gereja jaman dahulu masih bisa kita lihat sampai sekarang, mereka membangun rumah dengan sangat rapi, berbahan dasar kayu penuh ukiran, khususnya rumah adat Nias dibangun tidak menggunakan paku besi.

Jadi makna yang bisa diambil dari gambar ini adalah mari kita tetap menjaga persaudaraan, persahabatan, gotong royong, agar hidup menjadi terasa lebih mudah. Lakhömi sebua wahasara dödö, peribahasa ini berbicara tentang kekuatan, kejayaan, kehormatan dan disegani oleh orang lain bila ada persatuan.

Ya'ahowu.

Wednesday, January 24, 2018

Membuat Buku Acara Natal

Pada acara Natal 2017 ini, saya terlibat dalam panitia natal di gereja tempat saya beribadah. Salah satu media yang dibutuhkan adalah buku acara natal. Dalam buku acara natal ini terdiri dari halaman cover berisi tema natal, kata sambutan, susunan acara natal, lagu natal, ucapan selamat natal dari jemaat dan juga dari luar jemaat seperti dari korporasi + iklan, halaman notes untuk ditulis terdiri dari 13 halaman dan kalender tahun terbaru.

Ini pengalaman pertama untuk mendesain buku acara natal ini, pada awalnya saya design di ms word, namun kualitasnya tidak begitu bagus, untuk setingan posisi halaman mungkin teratur tetapi kualitas dari objek gambar tidak begitu baik. Akhirnya saya menggunakan software Photoshop untuk mendesian setiap halaman.

Buku acara ini dicetak menggunakan kertas Art Paper berukuran A5, jadi biar kualitas gambarnya lebih baik. Art paper ini bahannya halus dan mengkilap, berbeda dengan bahan kertas HVS yang sedikit kasar. Mirip kertas foto, bisa dicetak bolak balik dan kualitas gambar yang dicetak cukup bagus. Untuk urusan percetakan perlu dibawa ke Percetakan, kertas ini tidak bisa menggunakan printer biasa karena menggunakan tinta khusus. Tempat percetakan terdekat saya bawa ke Percetakan Cemerlang di Kebayoran Lama, tidak jauh Stasiun Kebayoran Lama.

Untuk membuat kalender, templatenya bisa didownload dari web calendarlabs.com, di web ini tersedia berbagai template kalender. Tetapi untuk hari libur nasional perlu diambil dari situs resmi pemerintah dan kemudian diedit manual.

Untuk halaman materi gambar, seperti gambar ornamen natal yang biasanya berupa pohon natal, lonceng, bola natal, salju, dan lain sebagainya, dicari dari Google. Bahan gambar ini banyak sekali tersedia di Internet, tinggal dipilih saja mana yang sesuai selera.

Untuk jilid menggunakan jilid spiral, karena alasan biaya akhirnya kami memutuskan untuk membeli alat jilid spiral, agar tim panitia bisa menjilid sendiri, cara ini bisa sedikit menghemat biaya, tetapi sebenarnya dengan cara ini bisa mengumpulkan kami panitia, ada kebersamaan, walaupun capek dan menyita waktu tetapi ada suka cita kebersamaan dalam mempersiapkan ulang tahun spesial yaitu Natal Yesus Kristus.

Berikut ini saya share beberapa gambar yang dimuat dalam buku acara natal.

Selesai Jilid


Halaman Cover

Lagu Pujian
Lagu Pujian

Lagu Pujian


Kalender 2018

Notes

No So Mesia (Lagu Natal)

No So Mesia
(Lagu Natal Bahasa Nias)

Verse 1
Me oi mörö metalu mbongi
Me oi mondruhö lö nini-nini
Ha haga mbawa ba haga ndröfi
Betilekhema hulö zangifi

Chorus
Ha kubalo zi so ba mbenua
Me möi ba khöra ndra mala'ika
Ba wangombakha turia da'a
No so Mesia...

Verse 2
Da'ö dandrami nami'ila
No lafagaya sa ba luha
Keriso So'aya ya'ia Mesia
No amaedola lili sa'ia khöda

Chorus
Me larugi sindruhu da'ö
Fao fangalulu latuhi danö
Atoto alulu wesu horö
No so Mesia...

Tuesday, January 23, 2018

Ni’owuru (Bagian ke-2)

Meneruskan tulisan saya sebelumnya mengenai Ni'owuru di tautan http://onekhe.blogspot.co.id/2012/02/niowuru.html yang sudah terposting beberapa tahun yang lalu. Banyak warisan budaya dari daerah Nias yang tidak banyak dikenal oleh banyak orang bahkan mungkin orang Nias asli yang lahir di luar pulau Nias. Ni'owuru ini salah satu makanan khas di pulau Nias dan susah didapatkan di daerah lain. Ni'owuru yang rasanya asin, asin pahit karena kadar garamnya yang sangat tinggi, namun rasa nikmat dan khasiat dari makanan ini tetap terasa dan tak terlupakan. Bagi orang Nias yang sudah lama di perantauan pasti merindukan makanan yang satu ini.

Sebuah tulisan yang berjudul "Ni Oworu, Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2016" di tautan https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/2016/11/04/ni-oworu-warisan-budaya-takbenda-indonesia-2016/, memberikan sebuah keterangan bahwa Ni'owuru sudah mulai punah, entah informasi ini diperoleh dari mana tetapi saya percaya tulisan ini tentu ada sumber referensinya. Bisa jadi Ni'owuru ini sudah mulai langka di pulau Nias karena berkembangnya teknologi seperti saat ini sudah ada mesin kulkas (freezer) yang digunakan untuk mengawetkan bahan makanan.

Kalau dilihat dari asal usulnya, ni'owuru ini salah satu cara mengawetkan makanan khususnya daging babi dengan garam lalu kemudian disimpan dalam wadah tertutup, cara ini dilakukan pada zaman dahulu dikala itu belum ada mesin kulkas bahkan listrik pun juga belum masuk di Nias.

Jadi bisa saja cara mengawetkan daging menggunakan garam ini akan semakin langka dan susah didapatkan lagi di Pulau Nias. Karnea dari sisi kesehatan mengkosumsi garam berlebihan bisa menyebabkan berbagai penyakit bagi tubuh. Rasa daging yang diawetkan dengan garam tentu tidak seperti rasa aslinya, namun dengan menggunakan freezer rasanya aslinya tetap awet. Inilah yang menyebabkan daging ni'owuru ini bisa jadi akan semakin langka. Mungkin saja nanti beberapa tahun lagi, ni'owuru ini hanya tinggal nama saja.

Perlu ada tindakan untuk melestarikan budaya yang satu ini agar tetap eksis dan tidak tinggal nama. Mungkin perlu dibuat menjadi oleh-oleh khas Nias, dibuat dalam kemasan khusus, dijual di warung daging ataupun di pusat oleh-oleh khas Nias.

Mungkin pernah mendengar "Ikan Roa" dari Manado, ikan ini merupakan ikan khas dari Manado. Rasanya enak dan gurih, akan lebih nikmat bila dijadikan sambel roa. Ikan roa inipun menjadi oleh-oleh khas Manado bahkan bisa dipesan secara online. Sebenarnya ikan ini bisa didapatkan hampir di semua perairan Indonesia termasuk di pulau Nias, orang Nias menyebut ikan ini ikan "toda". Tetapi mengapa ikan roa ini sangat khas, karena mereka kemas menjadi oleh-oleh khas. Tidak salah bila masyarakat Nias belajar bagaimana mengemas dan dapat menjual Ni'owuru menjadi khas seperti Ikan Roa dari Manado.

Semoga pengrajin dan kuliner di pulau Nias dapat mengemas Ni'owuru ini menjadi sesuatu yang bernilai dan dicari di pulau Nias, menjadi komoditas yang bisa dijual untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Berharap dengan brand dan rasa khasnya, menjadi oleh-oleh wajib masyarakat Nias yang pulang kampung dan bahkan wisatawan yang datang ke Nias juga menjadi penasaran dan mencoba oleh-oleh ni'owuru ini, semoga saja...

Ya'ahowu.

Takut Karena Tidak Tau

Banyak orang yang merasa takut dalam kondisi dan tempat tertentu bukan karena ditakuti oleh pihak lain, misalnya dikejar anjing, dikejar sama orang gila, atau dihantui oleh roh dunia, namun rasa takut muncul karena "tidak tau".

Saat di sekolah dulu, bila tugas dari guru belum selesai karena memang tidak tau mau jawab apa, ada rasa takut dan cemas datang ke sekolah, karena ketidak tahuan mau jawab apa sehingga tugas belum selesai, lepas dari segala usaha yang mungkin bisa dilakukan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Sebelum mengikut ujian kenaikan kelas dan bahkan ujian kelulusan nasional, ada rasa takut karena takut tidak lulus karena tidak mampu menjawab soal-soal ujian karena "tidak tau". Ketika dipanggil oleh perusahaan untuk mengikuti interview lamaran kerja, ada rasa cemas dan takut nanti tidak diterima karena "tidak tau" apa harus dijawab saat interview. Di saat mengajar, ini khusus bagi yang berprofesi sebagai pengajar atau guru atau dosen, di saat masuk ke kelas ada rasa takut nantinya tidak bisa mengajarkan materi karena tidak tau banyak tentang bahan materi yang diajarkan. Dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Jadi, rasa takut itu disumbangkan oleh ketidak tahuan sesuatu hal. Agar tidak takut maka ketahuilah apa seharusnya diketahui... begitu (ini sedikit mirip kata-kata seseorang motivator kondang yang kisi sudah on air lagi).

Monday, January 22, 2018

Bawi dipelihara hampir setiap rumah

"Bawi" atau babi dalam bahasa Indonesia, begitulah Orang Nias menyebut binatang berkaki empat yang merupakan binatang peliharaan berharga paling mahal dan sangat dibutuhkan di Pulau Nias. Setiap keluarga beternak babi umumnya masyarakat yang tinggal di pedesaan atau pesisir. Aneh rasanya bila sebuah keluarga tidak beternak babi, mungkin inilah yang dirasa unik di pulau Nias.

Bawi atau babi, salah satu jenis binatang omnivora yang memakan segalanya, termasuk binatang yang mudah dipelihara karena hampir memakan pakan apa saja, bahkan bila dibiarkan di daerah terbuka binatang ini bisa mencari makan sendiri, seperti babi hutan. Di Nias, masyarakat yang memelihara bawi memberikan pakan babi dari batang atau daun ubi jalar, kelapa, ubi-ubian dan dedak padi, namun beberapa tahun terakhir ini banyak yang mulai menggunakan pakan instan yang bisa dibeli di toko atau warung. Dulu masyarakat menggunakan "lomo", sebagai wadah untuk menampung sisa makanan yang sudah membusuk dan dicampur dengan air, sehingga berbau busuk, dan airnya yang akan dijadikan sebagai cairan campuran makanan babi. Bisa dibayangkan baunya bagaimana, makanya yang suka memberi makan babi, tangannya berbau busuk, khas bau lomo, dan susah hilang dalam beberapa hari, jadi kalau ada di tempat umum, bisa saja bau lomo ini tercium.

Ok, kembali lagi ke bawi, mengapa babi itu dipelihara hampir semua rumah tangga di Nias? Karena babi ini adalah komoditas paling dibutuhkan khususnya dalam acara adat. Dalam acara adat, acara syukuran keluarga, acara rohani, menjamu tamu, atau apapun acara perkumpulan di Nias, babi menjadi barang yang harus ada dan menjadi konsumsi paling mewah dan berharga. Bisa dibilang bawi ini adalah makanan paling mewah di pulau Nias, tanpa makan bawi rasanya ada yang kurang dan sudah melekat pada kebiasaan adat di Nias. Jadi itulah mengapa setiap keluarga berusaha untuk memelihara babi, biar pada saat keluarga ini butuh babi maka tinggal ambil babi peliharaan sendiri dan tidak repot untuk mencari di tempat lain, selain juga harga babi di Nias cukup mahal juga.

Ya'ahowu.
HCZ

Saturday, January 20, 2018

Mado

Mado atau marga atau family name, dimiliki oleh setiap orang yang berasal dari Suku Nias. Mado akan dipakai sebagai pelengkap nama setiap keturunan orang Nias. Seperti suku lain yang juga memiliki marga, Nias merupakan salah satu suku di Indonesia yang memiliki marga dan digunakan dalam setiap nama karena memiliki makna yang sangat kuat, yang menandakan sebagai garis keturunan dari suatu marga atau keluarga besar. Setiap anak yang baru lahir diberikan nama dan marga mengikuti marga dari ayahnya, karena di Nias mengikuti garis keturuan ayah atau Patrilineal.

Mado pada awalnya berasal dari nama Kakek moyang atau leluhur yang kemudian nama tersebut digunakan oleh keturunan berikutnya dalam namanya. Mado bukan pemberian, tetapi karena sudah takdir lahir dalam sebuah keluarga mado tertentu, bukan pilihan dan tidak dapat ditukar. Mado merupakah sebuah kebanggaan, karena beberapa mado di pulau Nias memiliki cerita kebanggaan leluhur di masa lalu. Dulu masyarakat Nias memiliki kasta mulai dari yang terendah sampai tertinggi dilihat dari harta, posisi dalam sebuah lingkungan sosial seperti menjadi seorang ketua adat, tokoh adat, kepala desa, tuhenori, dan posisi sosial lainnya. Dulunya, masyarant Nias yang memiliki harta yang banyak, sangat dihormati dan berada pada posisi tertinggi dalam lingkungan masyarakat, dipandang dan dihormati, sebab yang memiliki harta banyak mampu melakukan pesta adat atau Gowasa. Gowasa ini dilakukan untuk meningkatkan derajat atau kasta sosialnya, dengan melakukan pesta, mengundang masyarakat banyak. Dalam pesta di Nias, babi merupakan alat atau sarana dan konsumsi paling mewah saat acara pesta, tidak ada makanan lain atau tidak ada yang dibawa pulang yang lebih istimewa dan terhormat selain daging babi. Semakin banyak jumlah babi yang dikorbankan dalam acara pesta, maka semakin tinggilah nilai pesta tersebut yang serta merta akan meninggikan posisi atau kasta si pemilik pesta (Solau Gowasa). Setelah pesta, dia akan dinobatkan atau diangkat dan ditempatkan pada level tertinggi dan terpandang sampai nanti anak dan cucunya.

Kembali ke Mado, ada hubungan kekeluargaan dan kebanggaan tersendiri, dimana dan siapapun itu, asal sesama marga. Misalnya ada seorang pejabat, katakanlah marga Laoli menjadi seorang Menteri, maka secara alamiah khususnya yang bermarga Laoli akan sangat bangga dan membagga-banggakan sosok pejabat tersebut.

Mado apakah bisa diberikan atau dihadiahkan? Beberapa masyarakat bukan asli Nias, tetapi sudah lama tinggal di Nias, memiliki mado karena pemberian. Ini bisa dilakukan oleh keluarga besar atau mado tertentu di Nias, karena sudah dianggap saudara, memiliki hubungan baik sehingga sebagai tanda persaudaraan diberilah mado. Beberapa yang saya ketahui seperti di Kota Gunungsitoli, orang Tionghoa yang sudah lama tinggal di pulau Nias, mereka memiliki mado seperti Harefa, Zebua dan sebagainya. Ini merupakah sebuah pemberian dan kehormatan kepada seseorang yang diberikan mado.

Beberapa mado di Nias, memperbolehkan perkawinan sesama mado, karena bila dilihat dari garis keturunan sudah cukup jauh. Namun ada juga mado yang tidak memperbolehkan kawin sesama mado, bahkan ada fondrako (perjanjian leluhur yang tidak boleh dilanggar) dan sampai kepada keturunan tetap menyakini fondrako tersebut. Bila ada yang mencoba melanggar maka itu dianggap tabu dan memalukan, dan bahkan diyakini akan menerima kutukan.

Mado... he mado...? Ya'ahowu mado... (di dalamnya ada makna, hei..kamu adalah saudaraku, begitulah kira-kira). Begitulah sapaan keakraban kepada seseorang yang baru kita kenal tetapi sesama mado.

Ya'ahowu!
HCZ

Friday, July 28, 2017

Table Utama dalam Feeder PDDIKTI

Lewat WS (Web Service) yang sudah disediakan dalam Feeder PDDIKTI, user dalam hal ini Perguruan Tinggi (PT) bisa mengakses struktur database yaitu tabel dan tipe datanya. Tujuan dari WS Feeder adalah untuk memberikan kemudahan bagi user dalam hal ini PT dalam melakukan automasi transformasi data. Automasi transformasi data artinya user dapat membuat aplikasi middleware yang berguna untuk mentransfer data secara otomatis dari Database PT ke Database Feeder.

Apa keuntungannya? Keuntungannya adalah dengan aplikasi middleware WS, proses transfer data dapat dilakukan dalam jumlah besar dan dalam waktu yang singkat, misalnya User memiliki 100 mahasiswa baru, normalnya data ini diinput manual satu persatu lewat aplikasi Feeder, bisa dibayangkan berapa lama waktu yang digunakan. Kita ambil contoh, seorang User (operator) umpamanya untuk menginput data satu orang mahasiswa membutuhkan waktu 1 menit, maka untuk 100 mahasiswa membutuhkan waktu 1 jam 40 menit. Lalu bagaimana kalau jumlah mahasiswanya 1000 sampai 5000 orang, bisa dihitung sendiri berapa lama.

Namun dengan aplikasi middleware WS, 100 data mahasiswa ini bisa diimport ke database Feeder hanya dalam hitungan menit. Dengan aplikasi middleware WS, dapat diinput langsung ke database dalam jumlah yang banyak. Tetapi tentu sebelum proses transfer yang harus disiapkan adalah staging data. Staging data ini adalah copy table PDPT dengan struktur tabel yang sama, lalu data diinput dalam tabel staging ini. Tentu hal ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang sudah memiliki pengentahuan database. Bagaimana kalau operator adalah orang awam, latar belakang pendidikan bukan dari komputer atau tidak memiliki pengentahuan dalam bidang database, ya tentu harus meminta bantuan IT yang memang memiliki pengentahuan database.
Kalau kita lihat daftar tabel yang ada di Feeder PDDIKTI, saya bisa rangkum hanya menjadi beberapa table utama, yaitu:
-    mahasiswa + mahasiswa_pt
-    dosen + dosen_pt
-    mata_kuliah
-    kelas_kuliah
-    nilai + kuliah_mahasiswa
-    ajar_dosen

Sisanya adalah berupa tabel referensi atau pendukung saja. WS ini sangat-sangat bisa diterapkan bagi PT yang sudah memiliki sistem informasi akademik (SIA), sangat mungkin untuk diintegrasikan. Lalu bagaimana dengan PT yang belum memiliki SIA, apakah bisa menggunakan WS ini? Sebelum saya jawab, masa ia sih hari gini belum memiliki SIA? :) Oklah mungkin saja ada PT yang belum memiliki SIA sama sekali, jadi database akademik masih file based, disimpan dalam file seperti excel, apakah bisa? Ya tentu bisa digunakan, apalagi bila datanya disimpan di file.

Jadi bagi PT yang selama ini menginput manual data di PDPT, mulailah mempelajari bagian ini, karena sangat jauh lebih efektif, menghemat waktu dan tenaga. HCZ.